Abses pda kulit leher -medisweb

Dalam artikel ini:

Abses penyakit apa?

Abses adalah kantong berisi nanah yang terlokalisasi di berbagai jaringan tubuh, seperti kulit, organ internal, dan bahkan sistem saraf pusat. Nanah ini merupakan hasil dari proses inflamasi dan eksudasi sel darah putih, mikroorganisme, dan jaringan nekrotik akibat infeksi.

Proses terbentuknya (Patofisiologi) abses dimulai dengan invasi mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur, atau parasit, ke dalam tubuh. Mikroorganisme ini kemudian memicu respon inflamasi, menarik sel darah putih dan zat-zat lain ke area infeksi. Sel darah putih yang mati, mikroorganisme, dan jaringan yang rusak kemudian terkumpul dan membentuk nanah.

Nama lain: Abcess, bisul (dalam bahasa indonesia yang merujuk pada abses pada kulit).

Gejala & Tanda

Tanda dan gejala abses bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa tanda umum:

1. Benjolan:

  • Terbentuk di area yang terinfeksi, terasa sakit, panas, dan bengkak.
  • Ukuran benjolan dapat bervariasi dari kecil hingga besar.
  • Benjolan mungkin terasa keras atau lunak, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan abses.

2. Kemerahan:

  • Kulit di sekitar benjolan terlihat merah dan meradang.
    Kemerahan dapat meluas ke area di sekitar benjolan.

3. Demam:

  • Suhu tubuh meningkat sebagai respons terhadap infeksi.
  • Demam dapat tinggi atau rendah, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

4. Kelelahan:

  • Rasa lemas dan kurangnya energi.
  • Kelelahan dapat ringan atau berat, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

5. Mual dan muntah:

  • Gejala yang menyertai infeksi dan peradangan.
  • Mual dan muntah dapat ringan atau berat.

6. Penurunan nafsu makan:

  • Kehilangan keinginan untuk makan.
  • Penurunan nafsu makan dapat ringan atau berat, dan dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Tanda dan gejala abses di lokasi tertentu:

  • Abses kulit: Benjolan berisi nanah di bawah kulit, kemerahan, nyeri, dan bengkak.
  • Abses gigi: Nyeri gigi yang parah, bengkak pada wajah, dan demam.
  • Abses perianal: Nyeri di sekitar anus, bengkak, dan mungkin terdapat nanah yang keluar dari anus.
  • Abses hati: Nyeri di perut kanan atas, demam, mual, dan muntah.
  • Abses otak: Sakit kepala, demam, perubahan neurologis, dan kejang.
  • Abses bartholin : Nyeri di area vulva (bagian dalam bibir kemaluan), terutama saat duduk, berjalan, atau berhubungan suami-istri.

Jika Anda menemukan benjolan yang terasa sakit, panas, dan bengkak, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Catatan:

  • Tanda dan gejala abses dapat menyerupai kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat oleh dokter sangatlah penting.
  • Semakin cepat abses diobati, semakin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi.

Penyebab

Apa penyebab Abses?

Bakteri merupakan penyebab utama abses, dengan Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae sebagai spesies yang paling sering ditemukan. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya abses antara lain:

  • Luka terbuka: Luka bakar, luka operasi, dan luka tusuk yang tidak dijaga kebersihannya dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme.
  • Infeksi gigi: Gigi berlubang, abses gigi, dan penyakit gusi dapat menjadi sumber infeksi yang memicu abses.
  • Prosedur medis: Prosedur invasif seperti operasi, pemasangan kateter, dan suntikan dapat meningkatkan risiko infeksi dan abses.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan diabetes, HIV/AIDS, dan kondisi medis lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh lebih rentan terhadap abses.

Klasifikasi dan Manifestasi Klinis

Abses dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan penyebabnya:

Berdasarkan Lokasi:

  • Abses kulit: Terjadi di bawah kulit, seringkali akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus.
  • Abses gigi: Terbentuk di sekitar gigi yang terinfeksi.
  • Abses perianal: Terbentuk di sekitar anus dan rektum.
  • Abses hati: Berkembang di organ hati.
  • Abses otak: Infeksi serius yang dapat berakibat fatal.

Berdasarkan Penyebab:

  • Abses bakterial: Disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.
  • Abses jamur: Disebabkan oleh infeksi jamur, seperti Candida albicans.
  • Abses parasit: Disebabkan oleh infeksi parasit, seperti Entamoeba histolytica.

Bagaimana cara memastikan diagnosis Abses?

Diagnosis abses ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan adanya benjolan yang eritematosa  atau kemerahan, hangat, dan nyeri tekan.

Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:

  • Ultrasonografi (USG): Digunakan untuk mendiagnosis abses superfisial dan menentukan lokasi serta ukurannya.
  • Computed tomography (CT) Scan: Memberikan gambaran yang lebih detail tentang abses, termasuk lokasi, ukuran, dan hubungannya dengan struktur anatomi di sekitarnya.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI): Digunakan untuk mendiagnosis abses di area yang sulit dijangkau dengan USG atau CT scan, seperti otak dan tulang belakang.

Pengobatan

Bagaimana mengobati Abses?

Pengobatan abses bergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa pilihan terapi Abses yang dapat dilakukan:

Pengobatan Rumahan untuk abses kulit ringan, caranya:

  • Kompres hangat: Kompres area abses dengan handuk hangat selama 30 menit, 4 kali sehari. Ini membantu meningkatkan aliran darah ke area abses dan mendorong nanah agar cepat keluar.
  • Jaga kebersihan: Cuci area abses dengan sabun dan air hangat dua kali sehari. Hindari memecahkan atau memencet abses karena dapat menyebabkan penyebaran infeksi.
  • Tinggikan area abses: Jika memungkinkan, tinggikan area abses di atas jantung untuk membantu mengurangi pembengkakan.

Pengobatan Medis

  • Antibiotik: Diberikan untuk melawan infeksi bakteri. Pemilihan antibiotik didasarkan pada jenis bakteri yang diidentifikasi dan sensitivitasnya terhadap antibiotik.
  • Drainase abses: Dilakukan untuk mengeluarkan nanah dari abses. Drainase dapat dilakukan dengan aspirasi jarum, insisi dan drainase bedah, atau pemasangan drainase pigtail.
  • Pembedahan: Solusi terakhir yang diperlukan untuk abses yang besar, terletak di area yang sulit dijangkau, atau tidak responsif terhadap terapi antibiotik dan drainase.

Komplikasi & Prognosis

Abses yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Sepsis: Infeksi sistemik yang mengancam jiwa.
  • Penyebaran infeksi ke organ lain: Abses dapat pecah dan menyebarkan infeksi ke jaringan dan organ di sekitarnya.
  • Fistula: Saluran abnormal yang terbentuk antara abses dan organ atau rongga tubuh lainnya.
  • Kerusakan jaringan dan organ: Abses yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan dan organ di sekitarnya.

Prognosis abses tergantung pada lokasi, ukuran, tingkat keparahan, dan respon terhadap terapi. Abses yang kecil dan superfisial umumnya memiliki prognosis yang baik dengan pengobatan yang tepat. Namun, abses yang besar, terletak di area yang sulit dijangkau, atau tidak responsif terhadap terapi dapat memiliki prognosis yang lebih buruk.

Pencegahan & Edukasi

Pencegahan abses dapat dilakukan dengan:

  • Menjaga kebersihan tubuh dan luka: Mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur, membersihkan luka dengan benar, dan menutup luka dengan perban yang steril.
  • Menjalani praktik seks yang aman: Gunakan kondom untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan abses.
  • Mendapatkan vaksinasi yang lengkap: Vaksinasi terhadap bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae dapat membantu mencegah infeksi yang dapat berkembang menjadi abses.
  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh: Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi.
  • Edukasi tentang abses sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, termasuk gejala, cara pencegahan, dan pentingnya mencari pengobatan yang tepat.